MODUL PPGD UNTUK SEKOLAH, Oleh Jangkar Kelud














































BAB I
PENGENALAN PPGD

Pertemuan 1
Tujuan Pembelajaran :
Di akhir pertemuan 1, siswa dapat memahami:
1.      Pengertian PPGD
2.      Pentingnya belajar PPGD
3.      Tujuan PPGD
4.      Prinsip PPGD
5.      Cara penanggulangan penderita gawat darurat
 


A.      Latar Belakang
·           Kejadian Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, dimana saja, dan menimpa siapa saja
·           Naluri manusia untuk menyelamatkan diri dan menolong sesama
·           Tindakan pertama bisa dilakukan berdasar kemampuan
·           Sebagai tanggung jawab siapa saja yang berada di tempat kejadian

B.       Tujuan
·           Mengerti tentang PPGD
·           Mempertahankan hidup dan mencegah kematian
·           Melindungi orang yang tidak sadar
·           Mencegah komplikasi yang bisa timbul akibat kecelakaan
·           Menghindarkan penderita dari kemungkinan fatal
·           Mengurangi rasa sakit yang diderita
·           Memudahkan pemberian pertolongan lanjutan

C.      Pengertian PPGD
PPGD merupakan kependekan dari Penanggulangan Penderita Gawat Darurat. Dalam hal ini sudah pasti kita belajar tentang bagaimana dan apa yang harus dilakukan oleh seseorang dalam keadaan saat terjadi bencana. Penanggulangan merupakan persamaan arti dari pengurangan resiko yang lebih fatal. Jadi dalam hal ini Pengurangan berarti mengurangi resiko dari korban agar tidak semakin parah dan memudahkan pemberian pertolongan lanjutan.
Sedang  Penderita disini diartikan sebagai korban yang perlu dibantu agar luka yang diderita tidak semakin fatal. Korban dalam hal ini bisa jadi penolong itu sendiri, karena dimungkinkan dia terluka dan belum ada orang lain yang menolong atau bahkan tidak ada sehingga dia harus melakukan pertolongan terhadap dirinya sendiri atas luka yang dia derita.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa Penanggulangan Penderita Gawat Darurat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar dengan tujuan mengurangi resiko luka yang dialami oleh korban dengan pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Adapun alasan untuk mempelajari PPGD ini adalah :
·                Kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja, dimana saja dan siapa saja
·                Materi PPGD mudah untuk dipelajari dan dimengerti oleh semua kalangan
·                Sebagai salah satu kewajiban saling tolong menolong dan meringankan beban sesama
·                Sebagai salah satu kewajiban kita sebagai warga yang bertempat tinggal dikawasan bencana
·                Untuk mengurangi resiko saat bencana terjadi dan memudahkan untuk penanganan korban selanjutnya.

a.             Gawat
Gawat adalah kondisi yang mengancam jiwa, dan harus segera mendapat penanganan. Akan tetapi kondisi tersebut masih bisa ditoleransi, dengan pengertian bisa segera mendapat pertolongan medis.

b.             Darurat
Darurat adalah kondisi seadanya, tidak ada persiapan sebelumnya. Dari sini perlu kita ketahui bahwa kondisi seadanya adalah dimana kondisi tersebut memang tidak mendukung untuk melakukan pertolongan secara proporsional, yaitu memang tidak layak baik masalah alat ataupun tempat itu sendiri.

c.              Gawat Darurat
Gawat Darurat adalah  kondisi seseorang atau sekelompok orang yang secara tiba – tiba terancam jiwanya dan memerlukan pertolongan segera dengan kondisi seadanya.



D.      Prinsip PPGD
·           Hanya bersifat sementara, harus tahu kemana korban diberi pertolongan selanjutnya

E.      Bagaimana Caranya?
·          Tahu cara minta tolong
·          Mengenal DR.ABC
·          Mengenal luka dan prinsip pertolongannya
·          Mengetahui cara memindah korban
·          Melakukan latihan secara rutin





BAB II
CARA MINTA PERTOLONGAN

Pertemuan 2
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 2, siswa dapat :
1.      Menjelaskan mengapa harus minta tolong
2.      Mengetahui kepada siapa harus minta tolong
3.      Mengetahui  ke mana harus minta tolong
4.      Mengetahui  alat apa saja yang dapat digunakan untuk minta tolong
5.     Memahami cara meminta pertolongan
6.      Menjelaskan apa yang dilakukan bila menjumpai korban gawat darurat
 


A.      Mengapa harus minta tolong ?
Bahwa keadaan gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, maka dalam memberikan pertolongan kita memerlukan bantuan orang lain.
Mengapa?
1.         Untuk mengamankan penolong dan korban
2.         Ada hal-hal yang mungkin kita sendiri tidak mampu untuk menangani korban
3.         Untuk menghindari prasangka buruk dalam memberikan pertolongan

B.       Kepada siapa minta tolong ?
Bila kita menjumpai korban yang disebabkan oleh kecelakaan,bencana atau sebab lain, kita bisa meminta pertolongan kepada :
1.         Orang disekitar kita
2.         Petugas kesehatan terdekat ( Dokter, Mantri, Bidan, Kader Polindes )
3.         Tim Siaga bila ada di lokasi kejadian (kondisi benc ana )

C.      Kemana harus dirujuk ?
Setelah mendapatkan pertolongan pertama, apabila dibutuhkan kita dapat  merujuk ke:
1.         Puskesmas/Puskesmas Pembantu terdekat
2.         Rumah  Sakit terdekat
3.         Tempat penampungan sementara / pos kesehatan (kondisi bencana)


D.      Alat apa saja yang dapat digunakan untuk minta tolong ?
Untuk kecelakaan,bencana atau sebab lain kita dapat menggunakan beberapa alat komunikasi yang telah disepakati bersama, antara lain :
1.         Bahasa tubuh
2.         Telepon,  HP, HT
3.         Kentongan, Lonceng, Sirine, Peluit

E.       Cara meminta pertolongan
Bila menjumpai korban dalam kondisi gawat darurat, apa yang dapat kita lakukan?
1.         Jangan panik!
2.         Amati lokasi kejadian; Aman?
3.         Apa yang terjadi?
4.         Berapa jumlah korban?
5.         Tentukan hal utama yang mengancam korban!
6.         Adakah yang membantu?
7.         Harus ada kesepakatan tentang kode membutuhkan pertolongan; kentongan, telp, dll

Untuk memanggil bantuan medis, hal yang perlu disampaikan :
a.         Menyebutkan identitas
b.         Lokasi kejadian
c.         Jumlah korban
d.         Kondisi korban
e.         Pertolongan pertama yang telah diberikan

(Ingat!!! Jangan cepat-cepat memutuskan teleponnya, sebab mungkin saja petugas emergency perlu informasi lebih lanjut)


BAB III
Urutan Memberikan Pertolongan (DR.ABC)

Pertemuan 3
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 3, siswa dapat :
1.        Menjelaskan urutan dalam memberikan pertolongan
2.        Menjelaskan pengertian danger
3.        Menjelaskan pentingnya keamanan dalam memberikan pertolongan
4.        Memperagakan teknik memeriksa keamanan dan mengamankan korban
5.        Menjelaskan pengertian respon
6.        Memperagakan teknik memeriksa kesadaran
 


Urutan dalam memberikan pertolongan :
1.        D             DANGER ( Bahaya )
2.        R              RESPON ( Kesadaran )
3.        A              AIRWAY ( Jalan Napas )
4.        B              BREATHING ( Pernapasan )
5.        C              CIRCULATION ( Jantung dan pembuluh darah )


A.      D (DANGER = BAHAYA)
Ø  Periksa bahaya untuk : Penolong, korban dan orang lain.
Ø  Tolong korban jika keadaannya AMAN, maksudnya lihat situasi sekitar apa ada faktor bahaya yang mengancam.
Misalnya : Arus listrik, binatang buas, arus kendaraan
Ø  Jangan menjadi korban berikutnya. Jika tidak menguasai teknik menolong yang benar dan menguasai situasi disekitar korban sebaiknya jangan menolong. Panggil orang lain yang lebih mampu.
Ø  Ingatkan orang di sekitar kita bila ada bahaya dan minta mereka menjaga jarak
Ø  Pindahkan bahaya dari korban atau sebalikanya
Ø  Jika bahaya tidak dapat diamankan tunggu bantuan ahli



B.       R (RESPON = KESADARAN)
Ø  Check responPeriksa kesadaran dengan mengguncangkan bahu, menepuk, mencubit, sambil memanggil korban.    







Ø  Pada saat korban tidak sadar inilah kita mengenal istilah Platinum Time (waktu berharga) yaitu kesempatan dalam hitungan menit bagi seorang penolong akan berhasil atau gagal dalam memberikan pertolongan.









Ø  Platinum Time terbagi menjadi tiga area waktu:
a. Clinical death (mati klinis); 0 - 4 menit tidak mendapat Oksigen (O2)
b. Brain damage (kerusakan otak); setelah 4 – 6 menit tidak mendapat oksigen (O2)
c. Biological death (mati biologis); setelah – 10 menit tidak mendapatkan Oksigen
Ø  Panggil bantuan : untuk menghindari fitnah dan memastikan pertolongan bisa dilakukan


Pertemuan 4
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 4, siswa dapat :
1.        Menjelaskan anatomi jalan napas
2.        Memperagakan cara membebaskan jalan napas (head tilt chin lift)
3.        Memperagakan teknik jaw thrust
4.        Memperagakan teknik recovery
 


C.      Paru-paruAnatomy upper respANATOM1A  ( AIRWAY = JALAN NAPAS)
























Ø Bebaskan jalan napas (head tilt chin lift) dari sesuatu yang menyumbat ( benda padat/cair ).
head tilt   Head tilt chin lift
Ø Jaw thrustBebaskan jalan napas untuk korban patah tulang leher dengan teknik Jaw Thrust ( menjepit rahang, anggkat dagu sapai tengadah dari arah atas korban ).
Jaw thust 2
 






  
Ø Posisi Recovery ; membebaskan jalan napas korban yang tidak sadar dengan teknik menggulingkan korban pada posisi miring, lutut atas sedikit ditekuk, lengan atas membuat sudut siku, tangan menopang rahang agar jalan napas tetap terbuka/melindungi jalan napas dari benda asing seperti muntahan.

recovery position
 









Pertemuan 5
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 5, siswa dapat :
1.        Menjelaskan pengertian Choking
2.        Menjelaskan penyebab Choking
3.        Memperagakan cara penanganan umum choking
4.        Memperagakan cara penanganan choking pada anak anak
5.        Memperagakan cara penanganan choking pada kasus khusus

Ø Choking / tersedak
Tersedak, yaitu tersumbatnya jalan napas yang disebabkan oleh:    
·           Makanan, muntahan
·           Bekuan darah
·           Benda asing lainnya
·           Lidah menutup jalan napas
·           Spasme jalan napas akibat trauma

Tanda/gejala umum
·           Gejala awal batuk-batuk
·           Sulit berbicara dan sukar bernapa
·           Ada suara mengorok  dan muka tanpak tegang
·           Tanda distress dengan memegang kerongkongan/leher
·           Bila tersumbat total, korban menjadi tak sadarkan diri

Ø Choking Parsial :
·           Tersumbatnya jalan napas hanya sebagian
·           Udara pernapasan masih bisa lewat
·           Biasanya korban masih sadar dan berusaha untuk batuk
·           Muka tampak tegang, suara mengorok atau kumur-kumur

Ø Choking Total :
·           Jalan napas tersumbat total
·           Udara pernapasan tidak bisa lewat sama sekali
·           Korban tidak bisa bernapas dan cepat tak sadarkan diri
·           Muka tampak kebiruan, tak ada suara sama sekali

Ø Penanganan Umum Choking :
Tujuan utama membebaskan jalan napas dan mengeluarkan sumbatan :
·           Perhatikan tanda umum : korban masih sadar, sulit bicara
·           Dekati korban dari belakang, posisikan kepalan tangan kiri  diantara pusat dan ulu hati
heim
 

Lakukan Heimlich maneuver ( tangankanan memegang kepalan tangan kiri dan hentakkan ke belakang arah serong atas).


Ø Penanganan Choking pada anak-anak
a.         Back blow 5 x : Korban membungkuk, hentakkan tangan di antara kedua tulang belikat ( telapak tangan kiri menempel punggung, tangan kanan menepuk punggung tangan kiri ).

 

b.         Chest Trust 5 x : Penolong dibelakang korban, hentakkan kedua  tangan di atas ulu hati (bawah tulang dada ).



c.         Abdominal Trust 5 x : Penolong dibelakang korban membungkuk,  hentakkan kedua tangan di antara pusat dan ulu hati.





d.         Penanganan Choking Total ( Korban tak sadar )
-    Periksa bunyi pernapasan dan pergerakan dada (korban bernapas?)
-    Bila tak bernapas, miringkan korban ke samping, sambil menopang kepala tepuk pundak di antara belikat 5 x  

Bila tak berhasil, buka dan periksa jalan napas dan sumbatan didalam mulut
Lanjutkan dengan Abdominal Trust : Gunakan kedua tangan  menekan diantara pusat – ulu hati, arah serong ke dada 5 x

v  Teknik Mengeluarkan Sumbatan pada Choking Total :
Mekanisme : Hentakkan pada ulu hati, mendorong sumbatan ke arah mulut.
a.        Finger Cros : Buka mulut dengan menyilangkanibu jari dan telunjuk
b.        Finger Sweep : Ambil sumbatan dengan telunjuk satunya sementara mulut dibuka dengan tangan yang lain.

v  Penanganan Choking pada Kasus Khusus :
a.        Choking pada Anak Balita
 










b.        Choking pada Orang Gemuk
 








c.         Choking pada Ibu Hamil 













Pertemuan 6
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 6, siswa dapat :
1.        Memperagakan cara memeriksa napas
2.        Memperagakan teknik pemberian napas buatan
3.        Menjelaskan titik-titik nadi besar
4.        Memperagakan cara memeriksa nadi
5.        Memperagakan teknik memberikan kompresi dada

D.      B (BREATHING = PERNAPASAN)
Periksa pernapasan dengan teknik : Look-Listen-Feel
Ø  Look : Lihat gerakan dada dan perut
Ø  Listen            : Dengarkan suara napas
Ø  Feel   : Rasakan hembusan napas
Lakukan selama 5 – 10 detik untuk memastikan korban bernapas atau tidak. Bila tidak, berikan nafas buatan!

Teknik pemberian napas buatan :
Ø  Mulut ke mulut
Ø  Mulut ke masker (alat bantu napas)
Ø  Setiap 5 detik tiup, setiap 2 menit kita cek
Bantuan pernapasan yang benar adalah setiap tiupan yang berhasil mengembangakan dada (tampak pergerakan dada saat diberikan nafas buatan)
mask recucitationBreathing
(Mouth to mouth Method)                                     (Rescue Breathing by Mask )



E.       C (CIRCULATION = PEREDARAN DARAH)
Cheeck pulseCheck pulsePeriksa nadi (peredaran darah) pada nadi leher dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah di sebelah  jakun leher.














Bila tidak terasa ada tanda denyut nadi, segera berikan bantuan sirkulasi dengan melakukan kompresi dada.

Teknik memberikan kompresi dada :
Ø  Tentukan letak  kompresi dada yaitu pada pertengahan tulang dada (sternum)
Wrong position2 Wrong position3
 






(too to the right)            (too to the left)               (too to the top)          (too to the bottom)
Tekan dada
Wrong position1
 














Ø  Letakkan telapak tangan pada titik kompresi lalu tindihkan telapak tangan yang lain diatasnya, dengan posisi saling mengunci
 





















Ø  Dengan posisi lengan lurus, berikan tekanan kurang lebih 4 – 5 cm
Ø  Lepaskan tekanan untuk memberikan kesempatan dada mengembang
Ø  Lakukan penekanan dada dan bantuan pernapasan bergantian dengan siklus : 30 kali tekan dada dan 2 kali napas buatan ( 1 siklus)
Ø  Pengecekan ulang dilakukan tiap 5 siklus.
CPR2B CPR2C
 










           (Kompresi dada pada bayi)                                (Kompresi dada pada anak)

Sampai kapan Resusitasi dilakukan?
1.        Korban mulai ada Respon (ada napas dan nadi)
2.        Bantuan medis datang
3.        Sampai lelah (tidak ada batasan waktu sampai berapa lama kita melakukan resusitasi).


Pertemuan 7
Evaluasi Peragaan DR ABC sesuai dengan Skema Resusitasi berikut ini :

D (Danger) Sudah aman bagi Penolong, Korban dan orang lain?
      Aman                                 Belum        Singkirkan bahaya

R (Response) Sadar terhadap      Ya       Periksa/tangani     Pertolongan per
                Tidak        suara & nyeri                   Perdarahan/           Pertama lain
                                                              Patah tulang
       A (Airway) Buka dan bersihkan jalan napas
       Bebas/bersih
 

       B (Brithing) Periksa napas:      Ya          Tempatkan posisi stabil
                        lihat,dengar, rasakan
                             Tidak
                    
Napas Buatan Awal                  Ada Napas
                             2 X efektif - cepat
                             Tidak
 


C (Circulation) Cek nadi leher     Ya            Lanjutkan napas buatan
                     Tidak                              1 X tiap 5 detik
 

                     Lakukan Resusitasi                   Ada Nadi
                       Belum ada Nadi
 


Lakukan Resusitasi 5 X Siklus            Cek ulang




-oo0oo-



BAB  IV
MENGENAL LUKA DAN CARA PENANGANANNYA

Pertemuan 8
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 8, siswa dapat :
1.        Menjelaskan pengertian luka
2.        Menjelaskan ciri luka tertutup beserta contoh dan penyebabnya
3.        Menjelaskan urutan cara menangani luka tertutup
4.        Memperagakan cara menangani luka tertutup
5.        Menjelaskan ciri luka terbuka beserta contoh dan penyebabnya
6.        Menjelaskan urutan cara menangani luka terbuka
7.        Memperagakan cara menangani luka terbuka
 

A.      Pengertian Luka
Luka adalah cedera yang terjadi pada kulit, otot, saraf, pembuluh darah, dan tulang.
Ada 2 bentuk luka yaitu :
1.         Luka tertutup : jaringan di bawah kulit rusak, tetapi kulit diatasnya utuh.
Dapat berupa luka memar, luka jepitan, luka tumbukan benda tumpul, luka remuk, terkilir dan tarikan.
·           Penanganan Luka Tertutup : RICE
-    R (Rest)                 :    Istirahatkan bagian yang terluka untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah luka lebih parah.
-    I (Ice)                     :    Lakukan  pengompresan dengan es atau air dingin ( tidak lebih dari 15 menit ) untuk menghambat pembengkakan.
-    C (Compression)  :    Pasang pembalut elastis  dengan tujuan mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.
-    E (Elevation)         :    Posisikan daerah yang terluka lebih tinggi dari posisi jantung untuk mengurangi rasa sakit.

2.         Luka terbuka  : terjadi kerusakan pada jaringan kulit, sehingga terjadi perdarahan.
·           Dapat berupa luka lecet, yang rusak hanya lapisan luar/epidermis saja (akibat goresan, gesekan, garukan)
·           Laserasi : akibat terkena tekanan oleh benda tajam (pisau, pecahan botol)
·           Luka tembus/penetrasi : tertusuk benda runcing dan tajam, sehingga bisa terjadi luka masuk dan luka keluar.
 























                              


Pertemuan 9
Tujuan Pembelajaran :
1.             Menjelaskan urutan cara menangani luka terbuka
2.             Memperagakan cara menangani luka terbuka
3.             Memperagakan cara menangani kasus khusus
 

Ø   Penanganan Luka Terbuka :
a.         DR. ABC
b.         Bersihkan luka dengan kain bersih, air atau bahan lain yang bersih.
c.         Stop perdarahan, cegah kontaminasi,
d.         Tutup dan balut luka, periksa nadi di sebelah ujung dari luka sebelum dan setelah membalut luka.

Ø   Penanganan Kasus Khusus :
a.         Amputasi/Putus :
-    DR. ABC
-    Atasi shock, perdarahan, panggil bantuan secepatnya
-    Amankan bagian yang teramputasi/putus dengan cara :
 











·      Bungkus bagian yang putus dengan kasa steril / bersih kering
·      Jangan dibasahi dengan air/cairan apapun




-    Masukkan ke dalam kantung plastic (jangan direndam)
 











-    Masukkan kantung plastic kedalam tempat yang sudah diisi air dan es (jangan  es kering)










-    Catat nama dan waktunya

b.        Luka tusuk tertanam
-    Jangan dilepaskan kecuali mengganggu pernapasan atau tertanam di pipi.
-    Amankan benda tersebut supaya jangan bergerak.
-    Buka pakaian sekitarnya, atasi perdarahan dengan penekanan pada daerah sekeliling benda.
-    Gunakan perban tebal untuk menstabilkan benda agar tidak bergerak disekelilingnya dengan pembalut donat.


Pertemuan 10
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 10, siswa dapat :
1.             Menjelaskankan pengertian luka perdarahan
2.             Menjelaskan ciri luka perdarahan
3.             Menjelaskan tingkat/derajat luka perdarahan
4.             Menjelaskan jenis luka perdarahan serta contohnya
5.             Memperagakan cara menangani luka perdarahan

B.       Jenis Luka
1.         Luka Perdarahan
Jumlah darah pada manusia tergantung pada berat badannya :
·           Dewasa (70 kg)                          : 6 liter
·           Anak-anak (30 kg)                     : 2,5 liter
·           Bayi (6 kg)                                 : 750 mili liter

a.        Bleeding/Perdarahan :  yaitu kehilangan darah akibat robeknya pembuluh darah.
b.        Cirinya: ada darah yang keluar dari kulit atau organ tubuh yang terluka akibat goresan, irisan, tusukan, benturan atau sebab lainya.

Tingkat / Derajat kehilangan darah dan gejalanya :
No
Tingkat/
Derajat
Prosentase
Kehilangan darah
Gejala
1
Ringan
< 15 %
Ø  Tidak nampak gejala lain selain perdarahan
Ø  Semua fungsi tubuh masih normal
2
Sedang
15 – 30 %
Ø  Kulit menjadi pucat, dingin dan kering
Ø  Denyut nadi bertambah cepat tetapi melemah kekuatannya
Ø  Pengisian pembuluh kapiler (kuku jari) lebih dari 2 detik
3
Berat
30 – 40 %
Ø  Pasien lebih gelisah dan cemas
Ø  Permukaan kulit berkeringat dingin
Ø  Denyut nadi cepat tetapi melemah kekuatannya
Ø  Tekanan darah menurun
4
Sangat Berat
> 40 %
Ø  Kesadaran pasien menurun, meracau sampai tidak sadar
Ø  Tekanan darah terus menurun
Ø  Nadi melambat hamper tak teraba
Ø  Kematian

c.         Jenisnya :
1.        Perdarahan di dalam : darah tidak keluar dari tubuh, yang mengalami pendarahan organ tubuh bagian dalam (perut, dada, panggul, kepala, dll).
a.         Disebabkan oleh benturan, pecahnya pembuluh darah, atau akibat patah tulang. Karena tidak tampak dari luar, dapat menyebabkan kehilangan darah yang cepat yang mengakibatkan kematian dalam beberapa menit.

b.         Gejala : 
-    Perubahan warna kulit, pembengkakan, nyeri, dan jaringan mengeras
-    Meningkatnya ritme napas dan nadi
-    Tanda-tanda shock : lemah, pucat, berkeringat dingin, pingsan
-    Mual atau muntah darah, buang air besar/kecil berdarah
-    Perubahan kesadaran, gelisah, cemas, delirium
-    Nyeri, kembung dan perut yang kaku

c.         Penanganan Perdarahan Dalam
-    Tindakan DR. ABC, beri Oksigen bila ada
-    Kontrol perdarahan luar
-    Selimuti korban agar tetap hangat
-    Lakukan penangan shock
-    Bila korban sadar, baringkan dan tekuk kedua lutut

2.        Perdarahan luar : darah keluar dari tubuh,
Perdarahan luar terdiri dari 3 macam, yaitu :
Ø  Perdarahan di pembuluh nadi/arteri (darahnya muncrat, berwarna merah segar) dan sulit dikontrol.
Ø  Perdarahan di pembuluh balik/vena (darah mengalir, berwarna merah gelap) dan lebih mudah dikontrol.
Ø  Perdarahan kapiler (darahnya menetes, berwarna merah gelap) dapat berhenti spontan dan mudah dikontrol.    
Cara Penanganan Perdarahan Luar :
1.         Tekan beberapa titik nadi tertentu untuk mengurangi kecepatan aliran darah (misalnya: luka di kepala ditekan dibawah telinga, luka di tangan ditekan di pangkal lengan), atau dengan menekan langsung pada luka, baik dengan atau tanpa pembalut













2.         Naikkan kaki/tangan yang berdarah lebih tinggi (elevation), kecuali diduga ada patah tulang,











3.         Lakukan pembalutan atau balut tekan pada luka dengan menyesuaikan anatomi tubuh, yakni bentuk bulat(kepala), bentuk silindris, atau bentuk persendian.
 











4.         Jika perdarahan sudah menembus pembalut pertama, tempelkan lagi di atasnya pembalut berikutnya.









( Torniket hanya digunakan pada kasus amputasi/terpotong )

d.        Alasan menolong : kehilangan darah bisa menimbulkan syok dan meninggal dunia.
e.         Prinsip pertolongannya : bersepatu ; bersihkan luka (setidaknya dengan  air bersih), stop/hentikan perdarahan, serta tutup lukanya.

v  Penting :
Pastikan luka dibersihkan, kain penutup/pembalut harus bersih, pastikan darah tidak keluar, pastikan luka tertutup, dan yang penting pastikan nadi tetap berdenyut.


Pertemuan 11
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 11, siswa dapat :
1.             Menjelaskan pengertian shock
2.             Menjelaskan penyebab shock
3.             Menjelaskan tahapan shock dan gejalanya
4.             Menjelaskan ciri luka bakar
5.             Menjelaskan penyebab luka bakar
6.             Menjelaskan derajat/prosentase luka bakar
 

v   Shock
Suatu kondisi yang diakibatkan kurangnya aliran darah ke organ-organ tubuh, sehingga sel-sel tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi dan menyebabkan kematian sel, fungsi organ tubuh gagal dan berakhir dengan kematian.
·          Penyebab Shock :
-    Gangguan jantung
-    Perdarahan yang banyak
-    Banyak pengeluaran cairan tubuh (diare, dehidrasi)
-    Pelebaran yang abnormal dari pembuluh darah (cedera kepala/tulang belakang)
-    Neurogenik Shock (stress)
Shock -Tahapan dan Gejala
No
Tahapan
Keterangan
Gejala
1
Shock Terkompensasi (Shock Ringan)
Tubuh berusaha untuk menjaga fungsinya tetap normal
-  Kulit pucat
-  Denyut jantung sedikit meningkat
-  Tekanan darah masih normal
-  Gelisah/cemas
2
Shock Tak Terkompensasi
(Shock Sedang)
Tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi kekurangan darah sehingga darah diutamakanan untuk organ-organ vital
-  Rasa haus
-  Denyut jantung meningkat cepat
-  Tekanan darah turun
-  Kulit dingin  berkeringat, berwarna pucat
3
Irre versible (Shock Berat)
Darah yang mengalir sangat sedikit, sel-sel mulai mati
-  Tekanan darah sangat rendah hampir tak terukur
-  Denyut jantung melambat
-  Kulit dan bibir mulai kebiru-biruan
-  Kesadaran makin menurun kearah
  koma
- Pernapasan melambat

2.         Luka Bakar
Ø  Cirinya :
Kulit terluka atau terbuka akibat terkena nyala api, bahan kimia, aliran listrik atau sebab lainnya
Ø  Penyebab :
Ø  Panas berlebihan (api, air, minyak, aspal, dan benda panas)
Ø  Gesekan (tali)
Ø  Kimia (larutan asam/basa kuat)
Ø  Listrik (tegangan tinggi, perumahan)
Ø  Radiasi (sinar matahari, panas lampu, nuklir)
Ø   Jenisnya :
Luka bakar bisa dilihat dari luasnya bagian tubuh yang terbakar (dalam hitungan persen) atau dilihat dari kedalaman bagian tubuh yang terbakar (dalam hitungan derajat).

Derajat Luka Bakar / Berdasarkan kedalaman

 







Derajat
Gejala
1. Luka bakar ringan
-  Lapisan terluar kulit (epidermis) yang terbakar
-  Tidak berbahaya
-  Kulit berwarna merah dapat bengkak
-  Terasa sakit
-  Sembuh dengan cepat (2-5 hari) tanpa bekas, mengelupas dan dapat terjadi perubahan kulit yang bersifat sementara.
2. Luka bakar sedang
-  Lapisan kulit yang terbakar agak dalam (menengah)
-  Kulit tampak basah, bengkak berwarna putih sampai kemerahan
-  Timbul gelembung (blister)
-  Terasa sangat nyeri
-  Penyembuhan membutuhkan waktu 5-21 hari
-  Mudah terinfeksi
3. Luka bakar berat
-  Seluruh lapisan kulit terbakar (dalam)
-  Kulit kering, bersisik/berlilin dan berwarna pucat, seperti berlilin
-  Tidak terasa sakit, karena serabut saraf rusak
-  Harus memerlukan bantuan medis
-  Daerah yang kecil memerlukan waktu penyembuhan berbulan-bulan, untuk luka yang lebar perlu transplantasi kulit.
  

        







Prosentase Luka Bakar / Berdasarkan luas













Usia
Prosentase
Keterangan
Dewasa
4 ½  %
-  Daerah lengan kanan atas dan bawah
-  Daerah lengan kiri atas dan bawah
9 %
-  Seluruh daerah kepala
-  Daerah dada
-  Daerah perut
-  Daerah punggung atas (tulang belikat sampai leher)
-  Daerah pinggul – pinggang (belakang)
-  Daerah tungkai kanan
-  Daerah tungkai kiri
Anak-anak
4 ½  %
-  Daerah lengan kanan atas dan bawah
-  Daerah lengan kiri atas dan bawah
7 %
-  Daerah tungkai (paha dan betis) kanan
-  Daerah tungkai kiri
18 %
-  Seluruh daerah kepala
-  Daerah dada dan perut (depan)
-  Daerah punggung dan pingang(belakang)
Bayi
1 %
-  Daerah alat kelamin
9 %
-  Daerah lengan kanan atas dan bawah
-  Daerah lengan kiri atas dan bawah
14 %
-  Daerah tungkai (paha dan betis) kanan
-  Daerah tungkai kiri
18 %
-  Seluruh daerah kepala
-  Daerah dada dan perut (depan)
-  Daerah punggung dan pingang(belakang)






Pertemuan 12
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 12, siswa dapat :
1.             Menjelaskan alasan menolong penderita luka bakar
2.             Menjelaskan prinsip pertolongan luka bakar
3.             Memperagakan penanganan luka bakar umum
4.             Memperagakan penanganan luka bakar kimia, aspal panas
 

·           Alasan menolong : Menimbulkan infeksi dan bisa menimbulkan kematian.
v  Komplikasi :
ü   Kematian jaringan kulit bagian atas sampai dalam
ü   Derah kulit mudah terinfeksi
ü   Rasa sakit yang hebat
ü   Daerah yang terluka kemerahan, bengkak dan bergelembung atau hitam/hangus
ü   Shock

·           Prinsip pertolongannya :
Ø  Hentikan proses pendalaman/penyebaran panas dengan mengaliri air dingin yang bersih pada luka.
Ø  Lalu tutup luka untuk menghindari masuknya kuman, namun lebih baik sebelum ditutup dengan kain bersih, lebih dahulu dilapisi dengan lapisan yang dingin, steril dan tidak lengket ( misalnya daun pisang yang masih menggulung ) agar tidak lengket.

·           Cara Penanganannya :
1.         Cara Penanganan Umum
ü  Setelah dilakukan penghentian penyebaran panas,
ü  Segera tutup luka dengan lapisan terlebih dahulu,
ü  Lalu tutup luka dengan kain bersih dengan memperhatikan besar kecilnya luka, posisi dan menyesuaikan bentuk anatomi tubuh.



2.         Cara Penanganan Luka Bakar Kimia, Aspal panas
ü  DR.ABC
ü  Lepaskan baju yang terkena, jangan berusaha melepaskan zat yang menempel pada kulit.
ü  Siram dengan air mengalir selama 10-20 menit.
ü  Tutup luka dengan kasa steril (darurat pakai potongan kain yang bersih, sebelumnya dilapisi daun pisang muda).
ü  Cari pertolongan medis

v  Penting :
Jangan memberi sesuatu pada luka bakar, karena akan menyulitkan penanganan lanjutan.
Ø  Jangan pakai minyak, krim atau kasa berminyak
Ø  Jangan pecahkan gelembung
Ø  Jangan beri minum alcohol
Ø  Jangan sampai memberi pendingin berlebihan
Ø  Jangan gunakan handuk, kapas, selimut, atau plaster langsung pada luka bakar.

v  Ingat :
Untuk luka bakar yang penting tertutup, bukan keeratan balutan.






Pertemuan 13
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 13, siswa dapat :
1.             Menjelaskan ciri umum patah tulang
2.             Menjelaskan jenis patah tulang
3.             Menjelaskan prinsip pertolongan patah tulang
4.             Memperagakan penanganan luka patah tulang
 

3.         Luka Patah Tulang
a.         Ciri Umum Patah Tulang  :
-    Terdapat luka atau setidaknya lebam, sakit ketika dipegang,
-    Terdapat perubahan bentuk,
-    Mengalami perubahan fungsi (sakit bila digerakkan),
-    Bila digerakkan terdengar suara gemeretak.
b.        Jenisnya :

No
Jenis
Gejala/Tanda
1
Dislokasi/terkilir/kesleo
-  Sakit dan bengkak kemerahan/kebiruan
-  Sulit digerakkan
-  Kelainan bentuk sendi (tidak normal)
-  Tulang sekitar masih utuh
2
Patah tulang tertutup
-  Kulit tidak terbuka,
-  Terdapat perubahan bentuk (terputar, bertambah pendek)
-  Lebam,bengkak
-  Perdarahan di bawah kulit sekitar jaringan
-  Bunyi patahan tulang dapat terdengar
-  Nyeri jika ditekan perlahan
-  Sulit/tidak dapat digerakkan, tidak ada kekuatan
3
Patah tulang terbuka
-  Patahan tulang menembus kulit, menyebabkan kulit robek /terluka
-  Perdarahan hebat dan bahaya infeksi


 







c.       Prinsip Pertolongannya:
Ø  Istirahatkan 2 sendi yang mengapit posisi patahan,
Ø  Jangan menarik, memijit atau beruasaha mengembalikan posisi tulang,
Ø  Beri dua papan (spalk) yang lurus dan ringan, panjangnya mencapai kedua sendi, tidak melukai, papan bisa dari kayu, kardus, buku, bamboo, kulit kayu, atau batang pisang.








d.      Cara Penanganannya:
ü  Lakukan pembidaian, pastikan dan stabilkan posisi yang patah,
ü  Ekspos daerah cedera, tangani perdarahan pada patah tulang terbuka
ü  Cek nadi di ujung bawah, cari papan penahan untuk menopang sendi di atas dan bawah daerah cedera








 







ü  Apit bagian tubuh yang patah dengan kedua papan, lalu ikat
ü  Pastikan ikatan erat namun tidak menghentikan denyut nadi
ü  Stiap 15 menit cek pembalut agar tidak terlalu kuar atau terlalu longgar
ü  kalau diperlukan bisa diberi penyangga atau digendong.
 











v  Penting:
Ø  Bagian tubuh korban bisa menjadi spalk, dengan cara mengikatkan dua sendi yang mengapit tempat patahan pada tubuhnya.
Ø  Apabila di sekitar patahan ada luka atau bahkan patah tulang terbuka, hentikan pendarahan (tangani dulu lukanya), baru lakukan pembidaian.


TEMA V
PEMBIDAIAN

Pertemuan 14
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 14, siswa dapat :
1.             Menjelaskan fungsi Mitela, Flatenga dan Funda.
2.             Memperagakan cara melipat Mitela.
3.             Memperagakan pembalutan luka perdarahan pada 3 (tiga) bentuk anatomi tubuh.
4.             Memperagakan pembalutan luka bakar pada 3 bentuk anatomi tubuh.
 

A.          Mengenal Pembalut dan Fungsinya
1.       Jenis Pembalut
a.         Mitela
b.         Funda
c.         Flatenga
2.       Fungsinya
a.         Pengikat     :    pada umumnya untuk luka perdarahan
b.         Penutup      :    lebih sering pada pada luka bakar
c.         Penarik       :    untuk penanganan luka patah tulang selangka
d.         Penahan     :    untuk penanganan patah tulang pada lengan setelah dilakukan pembidaian.
               











Praktek Pembalutan
Pelaksanaan kegiatan praktek dapat dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.
1.         Cara melipat Mitela
2.         Pembalutan pada luka pendarahan di 3 bentuk anatomi tubuh
a.         Silindris      :    luka pada lengan atas, lengan bawah, paha, dan betis
b.        Bulat          :    luka pada dahi, pelipis, dan kepala bagian belakang
c.         Persendian  :    luka pada pundak, siku tangan, lutut, dan tungkai
3.         Pembalutan pada luka bakar dengan memperhatikan 3 bentuk anatomi tubuh











Pertemuan 15
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 15, siswa dapat :
1.             Menjelaskan pengertian Pembidaian
2.             Memperagakan pembidaian pada patah tulang
3.             Penanganan khusus pada patah tulang leher dan tulang belakang
 

B.            Praktek Pembidaian
Pembidaian adalah bagian dari pembalutan untuk menangani luka patah tulang, dengan menambahkan alat bantu bidai (spalk), atau dengan mengikatkan pada tubuh korban.
1.        Penanganan patah tulang selangka, dan pergelangan kaki terkilir (pembalutan dengan fungi penarik)
2.        Pembidaian pada patah tulang lengan, dan patah tulang jari dilanjutkan pembalutan (fungsi  penahan)
3.        Pembidaian pada tulang paha, dan betis
4.        Penanganan kusus pada patah tulang leher dan patah tulang belakang

 


BAB VI
STABILISASI  EVAKUASI & TRANSPORTASI

Pertemuan 16
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 16, siswa dapat :
1.             Menjelaskan pengertian Stabilisasi
2.             Menjelaskan indikasi penderita telah stabil
3.             Menjelaskan pengertian Evakuasi
4.             Menjelaskan prinsip mengangkat korban yang benar
5.             Memperagakan cara mengangkat, membawa dan menurunkan korban
 

A.            STABILISASI
Stabilsasi yaitu tindakan yang dilakukan untuk membuat Penderita menjadi Stabil, dengan indikasi :
Ø Nadi dan napas teratur
Ø Perdarahan dihentikan
Ø Patah tulang diimobilisasi (diistirahatkan antara dua sendi)
Ø Kesadaran sudah pulih kembali

B.            EVAKUASI
Evakuasi adalah proses mengangkat dan memindahkan penderita ke tempat yang lebih aman, dengan tujuan untuk mendapatkan pertolongan lanjutan atau untuk menghindarkan korban dari bahaya yang mengancam. Evakuasi bisa dilakukan sendirian atau berkelompok, dengan atau tanpa alat bantu.
Memindahkan penderita hendaknya dilakukan ketika kondisi penderita telah stabil (ingat selalu DR.ABC), namun disituasi tertentu, memindah terlebih dahulu baru melakukan penanganan justru disarankan apabila membahayakan penolong maupun korban, misalnya saat terjadi kebakaran, banjir, konflik, sengatan listrik dll.

Prinsip mengangkat yang benar :
ü   Rencanakan : pahami benar apa yang akan dilakukan, serta kesulitan yang mungkin terjadi saat pemindahan dan pengangkatan berlangsung.
ü   Bila tak yakin, jangan coba-coba untuk mengangkat/memindahkan korban
ü   Jangan membuat cedera lebih lanjut pada penderita, hindari cedera pada penolong
 











ü   Gunakan otot besar (otot tungkai, paha dan panggul) bukan dengan punggung atau pinggang
ü   Pertahankan posisi badan dan kedudukan kaki agar stabil, punggung tetap lurus saat mengangkat
ü   Dekatkan korban sedekat mungkin dengan tubuh penolong untuk keseimbangan
 
















Pertemuan 17
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 17, siswa dapat :
1.             Menjelaskan pengertian Transportasi
2.             Menyebutkan peralatan transportasi
3.             Memperagakan teknik transportasi
 

C.            TRANSPORTASI
Transportasi adalah pemindahan korban/penderita dari tempat kejadian ke tempat yang lebih aman atau langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.
Peralatan transportasi : ambulan, speedboat, perahu, helicopter, mobil, sepeda motor, gerobak, tandu, usungan seadanya (karung dan tongkat, pelepah daun kelapa, kursi panjang, dsb)












D.            PERAGAAN
1.        Praktek mengangkat, mengangkut, dan meletakkan korban tanpa alat; sendiri dan beregu
2.        Praktek mengangkat korban ke atas tandu dan teknik log roll
3.        Praktek mengangkat tandu, berjalan dan menurunkan tandu



v   Penting,
Pastikan penderita ditangani atau dipindahkan terlebih dahulu, gunakan alat bantu untuk mempermudah/meringankan pekerjaan, serta harus memperhatikan luka yang diderita.

v    Ingat !
Penderita patah tulang leher dan tulang belakang, harus diangkut dengan papan yang keras, rata dan lurus, serta membatasi gerak penderita.
 












BAB VII
GLADIAN PPGD

Pertemuan 18
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 18, siswa dapat :
1.             Menjelaskan langkah-langkah kegiatan gladian
2.             Memperagakan gladian dalam beberapa kelompok untuk berlomba menguji kecepatan, ketepatan dan kekompakan kelompok dalam menangani korban
 

Gladian ini perlu dilakukan secara rutin dan kontinyu dengan cara mengulang mempraktekkan cara menangani korban, agar kemampuan selalu terasah, serta menambah kecepatan bereaksi.
Langkah-langkah kegiatan Gladian :
1.        Menentukan lokasi dan mengatur denah tempat gladian
2.        Membentuk beberapa kelompok dan tugas anggota kelompok
3.        Membuat aturan gladian, contoh kasus, uji kecepatan dan ketepatan dalam menangani kasus
4.        Evaluasi silang antar peserta untuk perbaikan
5.        Memotivasi peserta gladian agar melakukan gladian secara cepat dan benar.
 















v  Penting:
Gladian bisa dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan, misalnya di kelas, di lingkungan sekolah, di kampung atau di alam bebas juga bisa dilaksanakan disegala situasi dan kondisi.













*) Persiapan Gladian



 



    







*) Mengidentifikasi dan persiapan menangani korban


 









    
*) Menangani luka bakar, patah tulang dan perdarahan


        

 












*) Evakuasi dan transportasi dengan peralatan darurat
 

























*) Lokasi titik kumpul untuk evaluasi hasil gladian

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyingkap Jejak Ketangguhan Bencana Masyarakat Lereng Gunung Kelud

Pelajaran berharga dari "Jangkar Kelud" 1 Mar 2014

PROFIL JANGKAR KELUD