MODUL PPGD UNTUK SEKOLAH, Oleh Jangkar Kelud
![]() |
|||
![]() |
|||

BAB I
PENGENALAN
PPGD
Pertemuan 1
Tujuan Pembelajaran :
Di akhir pertemuan 1, siswa dapat memahami:
1.
Pengertian PPGD
2.
Pentingnya belajar PPGD
3.
Tujuan PPGD
4.
Prinsip PPGD
5.
Cara penanggulangan penderita gawat darurat
A. Latar Belakang
·
Kejadian Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja,
dimana saja, dan menimpa siapa saja
·
Naluri manusia untuk menyelamatkan diri dan
menolong sesama
·
Tindakan pertama bisa dilakukan berdasar
kemampuan
·
Sebagai tanggung jawab siapa saja yang berada di
tempat kejadian
B. Tujuan
·
Mengerti tentang PPGD
·
Mempertahankan hidup dan mencegah kematian
·
Melindungi orang yang tidak sadar
·
Mencegah komplikasi yang bisa timbul akibat
kecelakaan
·
Menghindarkan penderita dari kemungkinan fatal
·
Mengurangi rasa sakit yang diderita
·
Memudahkan pemberian pertolongan lanjutan
C. Pengertian PPGD
PPGD merupakan kependekan dari Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat. Dalam hal ini sudah pasti kita belajar tentang
bagaimana dan apa yang harus dilakukan oleh seseorang dalam keadaan saat terjadi
bencana. Penanggulangan merupakan persamaan arti dari pengurangan resiko yang
lebih fatal. Jadi dalam hal ini Pengurangan berarti mengurangi resiko dari
korban agar tidak semakin parah dan memudahkan pemberian pertolongan lanjutan.
Sedang
Penderita disini diartikan sebagai korban yang perlu dibantu agar luka
yang diderita tidak semakin fatal. Korban dalam hal ini bisa jadi penolong itu
sendiri, karena dimungkinkan dia terluka dan belum ada orang lain yang menolong
atau bahkan tidak ada sehingga dia harus melakukan pertolongan terhadap dirinya
sendiri atas luka yang dia derita.
Dari sini dapat kita ketahui bahwa Penanggulangan
Penderita Gawat Darurat adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar
dengan tujuan mengurangi resiko luka yang dialami oleh korban dengan
pengetahuan dan kemampuan yang memadai. Adapun alasan untuk mempelajari PPGD
ini adalah :
·
Kondisi gawat darurat bisa terjadi kapan saja,
dimana saja dan siapa saja
·
Materi PPGD mudah untuk dipelajari dan
dimengerti oleh semua kalangan
·
Sebagai
salah satu kewajiban saling tolong menolong dan meringankan beban sesama
·
Sebagai
salah satu kewajiban kita sebagai warga yang bertempat tinggal dikawasan
bencana
·
Untuk
mengurangi resiko saat
bencana terjadi dan memudahkan untuk penanganan korban selanjutnya.
a.
Gawat
Gawat adalah kondisi yang mengancam jiwa, dan harus segera mendapat
penanganan. Akan tetapi kondisi tersebut masih bisa ditoleransi, dengan
pengertian bisa segera mendapat pertolongan medis.
b.
Darurat
Darurat adalah kondisi
seadanya, tidak ada persiapan sebelumnya. Dari sini perlu kita ketahui bahwa
kondisi seadanya adalah dimana kondisi tersebut memang tidak mendukung untuk
melakukan pertolongan secara proporsional, yaitu memang tidak layak baik
masalah alat ataupun tempat itu sendiri.
c.
Gawat
Darurat
Gawat
Darurat adalah kondisi seseorang atau
sekelompok orang yang secara tiba – tiba terancam jiwanya dan memerlukan
pertolongan segera dengan kondisi seadanya.
D. Prinsip PPGD
·
Hanya bersifat sementara, harus tahu kemana
korban diberi pertolongan selanjutnya
E.
Bagaimana Caranya?
·
Tahu cara minta tolong
·
Mengenal DR.ABC
·
Mengenal luka dan prinsip pertolongannya
·
Mengetahui cara memindah korban
·
Melakukan latihan secara rutin

BAB II
CARA MINTA
PERTOLONGAN
Pertemuan 2
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 2, siswa dapat :
1.
Menjelaskan mengapa harus minta tolong
2. Mengetahui kepada siapa harus minta tolong
3.
Mengetahui ke mana
harus minta tolong
4. Mengetahui alat apa saja yang dapat digunakan untuk minta
tolong
5. Memahami
cara meminta pertolongan
6.
Menjelaskan apa yang dilakukan bila menjumpai korban
gawat darurat
A. Mengapa harus minta tolong ?
Bahwa keadaan gawat darurat dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja,
dan kapan saja, maka dalam memberikan pertolongan kita memerlukan bantuan orang
lain.
Mengapa?
1.
Untuk mengamankan penolong dan korban
2.
Ada hal-hal yang mungkin kita sendiri tidak mampu untuk
menangani korban
3.
Untuk menghindari prasangka buruk dalam memberikan
pertolongan
B.
Kepada
siapa minta tolong ?
Bila kita menjumpai korban yang disebabkan oleh kecelakaan,bencana atau
sebab lain, kita bisa meminta pertolongan kepada :
1.
Orang disekitar kita
2.
Petugas
kesehatan terdekat ( Dokter, Mantri, Bidan, Kader Polindes )
3.
Tim
Siaga bila ada di lokasi kejadian (kondisi benc ana )
C.
Kemana harus dirujuk ?
Setelah mendapatkan
pertolongan pertama, apabila dibutuhkan kita dapat merujuk ke:
1.
Puskesmas/Puskesmas
Pembantu terdekat
2.
Rumah Sakit terdekat
3.
Tempat
penampungan sementara / pos kesehatan (kondisi bencana)
D.
Alat apa saja yang dapat digunakan untuk
minta tolong ?
Untuk kecelakaan,bencana atau
sebab lain kita dapat menggunakan beberapa alat komunikasi yang telah
disepakati bersama, antara lain :
1.
Bahasa tubuh
2.
Telepon, HP, HT
3.
Kentongan,
Lonceng, Sirine, Peluit
E.
Cara meminta pertolongan
Bila menjumpai korban dalam kondisi gawat darurat, apa yang dapat kita lakukan?
Bila menjumpai korban dalam kondisi gawat darurat, apa yang dapat kita lakukan?
1.
Jangan panik!
2.
Amati lokasi kejadian; Aman?
3.
Apa yang terjadi?
4.
Berapa jumlah korban?
5.
Tentukan
hal utama yang mengancam korban!
6.
Adakah yang membantu?
7.
Harus ada kesepakatan tentang kode membutuhkan
pertolongan; kentongan, telp, dll
Untuk memanggil
bantuan medis, hal yang perlu disampaikan :
a.
Menyebutkan identitas
b.
Lokasi kejadian
c.
Jumlah korban
d.
Kondisi korban
e.
Pertolongan pertama yang telah diberikan
(Ingat!!! Jangan cepat-cepat memutuskan teleponnya, sebab mungkin saja petugas emergency perlu informasi lebih lanjut)
BAB III
Urutan Memberikan Pertolongan (DR.ABC)
Pertemuan 3
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 3, siswa dapat :
1.
Menjelaskan urutan dalam memberikan pertolongan
2.
Menjelaskan pengertian danger
3.
Menjelaskan
pentingnya keamanan dalam memberikan pertolongan
4.
Memperagakan teknik memeriksa keamanan dan mengamankan
korban
5.
Menjelaskan pengertian respon
6.
Memperagakan teknik memeriksa kesadaran
![]() |
|||
Urutan dalam memberikan pertolongan :
1.
D DANGER ( Bahaya )
2.
R RESPON ( Kesadaran )
3.

A AIRWAY ( Jalan Napas )
4.
B BREATHING ( Pernapasan )
5.
C CIRCULATION ( Jantung dan pembuluh darah )
A. D (DANGER = BAHAYA)
Ø
Periksa bahaya untuk : Penolong, korban dan orang
lain.
Ø
Tolong korban jika keadaannya AMAN, maksudnya
lihat situasi sekitar apa ada faktor bahaya yang mengancam.
Misalnya : Arus
listrik, binatang buas, arus kendaraan
Ø
Jangan menjadi korban berikutnya. Jika tidak
menguasai teknik menolong yang benar dan menguasai situasi disekitar korban
sebaiknya jangan menolong. Panggil orang lain yang lebih mampu.
Ø
Ingatkan
orang di sekitar kita bila ada bahaya dan minta mereka menjaga jarak
Ø Pindahkan
bahaya dari korban atau sebalikanya
Ø Jika bahaya tidak dapat diamankan tunggu bantuan ahli
B. R (RESPON = KESADARAN)
Ø
Periksa kesadaran
dengan mengguncangkan bahu, menepuk, mencubit, sambil memanggil korban.
Periksa kesadaran
dengan mengguncangkan bahu, menepuk, mencubit, sambil memanggil korban.
Ø
Pada saat korban tidak sadar inilah
kita mengenal istilah Platinum Time
(waktu berharga) yaitu kesempatan dalam hitungan menit bagi seorang
penolong akan berhasil atau gagal dalam memberikan pertolongan.
Pada saat korban tidak sadar inilah
kita mengenal istilah Platinum Time
(waktu berharga) yaitu kesempatan dalam hitungan menit bagi seorang
penolong akan berhasil atau gagal dalam memberikan pertolongan.
Ø
Platinum Time terbagi menjadi tiga area waktu:
a. Clinical death (mati klinis); 0 - 4 menit tidak mendapat Oksigen (O2)
b. Brain damage (kerusakan otak); setelah 4 – 6 menit tidak mendapat oksigen (O2)
c. Biological death (mati biologis); setelah – 10 menit tidak mendapatkan Oksigen
a. Clinical death (mati klinis); 0 - 4 menit tidak mendapat Oksigen (O2)
b. Brain damage (kerusakan otak); setelah 4 – 6 menit tidak mendapat oksigen (O2)
c. Biological death (mati biologis); setelah – 10 menit tidak mendapatkan Oksigen
Ø
Panggil bantuan : untuk menghindari fitnah dan
memastikan pertolongan bisa dilakukan
Pertemuan 4
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 4, siswa dapat :
1.
Menjelaskan anatomi jalan napas
2.
Memperagakan cara membebaskan jalan napas (head tilt
chin lift)
3.
Memperagakan teknik jaw thrust
4.
Memperagakan teknik recovery
C.


A ( AIRWAY = JALAN NAPAS)


A ( AIRWAY = JALAN NAPAS)
Ø
Bebaskan jalan napas (head tilt chin lift) dari
sesuatu yang menyumbat ( benda padat/cair ).


Ø
Bebaskan jalan napas
untuk korban patah tulang leher dengan teknik Jaw Thrust ( menjepit rahang, anggkat dagu sapai
tengadah dari arah atas korban ).
Bebaskan jalan napas
untuk korban patah tulang leher dengan teknik Jaw Thrust ( menjepit rahang, anggkat dagu sapai
tengadah dari arah atas korban ). ![]() |
Ø
Posisi
Recovery ; membebaskan jalan napas korban yang tidak sadar dengan teknik
menggulingkan korban pada posisi miring, lutut atas sedikit ditekuk, lengan
atas membuat sudut siku, tangan menopang rahang agar jalan napas tetap
terbuka/melindungi jalan napas dari benda asing seperti muntahan.
![]() |
Pertemuan 5
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 5, siswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian Choking
2.
Menjelaskan penyebab Choking
3.
Memperagakan cara penanganan umum choking
4.
Memperagakan
cara penanganan choking pada anak anak
5.
Memperagakan cara penanganan choking pada kasus khusus
Ø Choking / tersedak
Tersedak, yaitu tersumbatnya jalan napas yang disebabkan oleh:
Tersedak, yaitu tersumbatnya jalan napas yang disebabkan oleh:
·
Makanan, muntahan
·
Bekuan darah
·
Benda asing lainnya
·
Lidah menutup jalan napas
·
Spasme jalan napas akibat trauma
Tanda/gejala umum
·
Gejala awal batuk-batuk
·
Sulit berbicara dan sukar bernapa
·
Ada suara mengorok dan muka tanpak tegang
·
Tanda distress dengan memegang
kerongkongan/leher
·
Bila tersumbat total, korban menjadi tak
sadarkan diri
Ø
Choking
Parsial :
·
Tersumbatnya jalan napas hanya sebagian
·
Udara pernapasan masih bisa lewat
·
Biasanya korban masih sadar dan berusaha untuk
batuk
·
Muka tampak tegang, suara mengorok atau
kumur-kumur
Ø
Choking
Total :
·
Jalan napas tersumbat total
·
Udara pernapasan tidak bisa lewat sama sekali
·
Korban tidak bisa bernapas dan cepat tak
sadarkan diri
·
Muka tampak kebiruan, tak ada suara sama sekali
Ø
Penanganan
Umum Choking :
Tujuan utama membebaskan jalan napas dan mengeluarkan sumbatan :
Tujuan utama membebaskan jalan napas dan mengeluarkan sumbatan :
·
Perhatikan
tanda umum : korban masih sadar, sulit bicara
·
Dekati
korban dari belakang, posisikan kepalan tangan kiri diantara pusat dan ulu hati
![]() |
Lakukan Heimlich
maneuver ( tangankanan
memegang kepalan tangan kiri dan hentakkan ke belakang arah serong atas).
Ø Penanganan Choking pada anak-anak
a.
Back blow 5 x : Korban membungkuk, hentakkan tangan di antara
kedua tulang belikat ( telapak tangan kiri menempel punggung, tangan kanan
menepuk punggung tangan kiri ).
Back blow 5 x : Korban membungkuk, hentakkan tangan di antara
kedua tulang belikat ( telapak tangan kiri menempel punggung, tangan kanan
menepuk punggung tangan kiri ).![]() |
b.
Chest Trust 5 x : Penolong dibelakang korban, hentakkan kedua tangan di atas ulu hati (bawah tulang dada ).
c.
Abdominal Trust 5 x : Penolong
dibelakang korban membungkuk, hentakkan
kedua tangan di antara pusat dan ulu hati.
Abdominal Trust 5 x : Penolong
dibelakang korban membungkuk, hentakkan
kedua tangan di antara pusat dan ulu hati.
d.
Penanganan
Choking Total ( Korban tak sadar )
Penanganan
Choking Total ( Korban tak sadar )
-
Periksa
bunyi pernapasan dan pergerakan dada (korban
bernapas?)
-
Bila tak bernapas, miringkan korban ke
samping, sambil menopang kepala tepuk pundak di antara belikat 5 x
Bila tak berhasil, buka dan
periksa jalan napas dan sumbatan didalam mulut
Lanjutkan dengan Abdominal Trust : Gunakan kedua
tangan menekan diantara pusat – ulu
hati, arah serong ke dada 5 x
v
Teknik
Mengeluarkan Sumbatan pada Choking Total
:
Teknik
Mengeluarkan Sumbatan pada Choking Total
:
Mekanisme
: Hentakkan pada ulu hati, mendorong sumbatan ke arah mulut.
a.
Finger Cros : Buka mulut dengan menyilangkanibu jari dan telunjuk
b.
Finger Sweep : Ambil sumbatan dengan telunjuk
satunya sementara mulut dibuka dengan tangan yang lain.
v
Penanganan
Choking pada Kasus Khusus :
a.
Choking pada Anak Balita
![]() |
b.
Choking pada Orang Gemuk

c.
Choking pada Ibu Hamil
Choking pada Ibu Hamil
Pertemuan 6
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 6, siswa dapat :
1.
Memperagakan cara memeriksa napas
2.
Memperagakan teknik pemberian napas buatan
3.
Menjelaskan titik-titik nadi besar
4.
Memperagakan cara memeriksa nadi
5.
Memperagakan teknik memberikan kompresi dada
D. B (BREATHING = PERNAPASAN)
Periksa pernapasan dengan teknik : Look-Listen-Feel
Ø Look : Lihat
gerakan dada dan perut
Ø
Listen : Dengarkan suara napas
Ø
Feel :
Rasakan hembusan napas
Lakukan selama 5 – 10 detik untuk memastikan
korban bernapas atau tidak. Bila tidak, berikan nafas buatan!
Teknik pemberian napas buatan :
Ø
Mulut ke mulut
Ø
Mulut ke masker (alat bantu napas)
Ø
Setiap 5 detik tiup, setiap 2 menit kita cek
Bantuan
pernapasan yang benar adalah setiap tiupan yang berhasil mengembangakan dada (tampak pergerakan dada saat diberikan nafas
buatan)


(Mouth to mouth Method) (Rescue Breathing by Mask )
E. C (CIRCULATION = PEREDARAN DARAH)

Periksa nadi
(peredaran darah) pada nadi leher dengan kedua jari telunjuk dan jari tengah di
sebelah jakun leher.
Bila tidak terasa ada tanda denyut nadi, segera berikan bantuan sirkulasi dengan
melakukan kompresi dada.
Teknik memberikan kompresi dada :
Ø
Tentukan letak
kompresi dada yaitu pada pertengahan tulang dada (sternum)
![]() |
![]() |
||
(too to the right) (too to the left)
(too to the top) (too
to the bottom)
![]() |
|||
![]() |
|||
Ø
Letakkan telapak tangan pada titik kompresi lalu
tindihkan telapak tangan yang lain diatasnya, dengan posisi saling mengunci

Ø
Dengan posisi lengan lurus, berikan tekanan
kurang lebih 4 – 5 cm
Ø
Lepaskan tekanan untuk memberikan kesempatan
dada mengembang
Ø
Lakukan penekanan dada dan bantuan pernapasan
bergantian dengan siklus : 30 kali tekan dada dan 2 kali napas buatan ( 1
siklus)
Ø Pengecekan ulang dilakukan tiap 5 siklus.
![]() |
![]() |
||
(Kompresi dada pada bayi) (Kompresi dada pada anak)
Sampai kapan Resusitasi dilakukan?
1.
Korban mulai ada Respon (ada napas dan nadi)
2.
Bantuan medis datang
3.
Sampai lelah (tidak ada batasan waktu sampai berapa
lama kita melakukan resusitasi).
Pertemuan 7
Evaluasi Peragaan DR ABC sesuai dengan Skema Resusitasi
berikut ini :
D (Danger) Sudah
aman bagi Penolong, Korban dan orang lain?
R (Response) Sadar
terhadap Ya Periksa/tangani Pertolongan
per
Tidak suara & nyeri Perdarahan/ Pertama lain
A (Airway) Buka dan bersihkan jalan
napas
Tidak
Tidak
Tidak 1 X tiap 5 detik
Belum ada Nadi
-oo0oo-
BAB IV
MENGENAL
LUKA DAN CARA PENANGANANNYA
Pertemuan 8
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 8, siswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian luka
2.
Menjelaskan ciri luka tertutup beserta contoh dan
penyebabnya
3.
Menjelaskan urutan cara menangani luka tertutup
4.
Memperagakan cara menangani luka tertutup
5.
Menjelaskan ciri luka terbuka beserta contoh dan
penyebabnya
6.
Menjelaskan urutan cara menangani luka terbuka
7.
Memperagakan cara menangani luka terbuka
A. Pengertian Luka
Luka adalah
cedera yang terjadi pada kulit, otot, saraf, pembuluh darah, dan tulang.
Ada 2 bentuk luka yaitu :
1.
Luka
tertutup : jaringan di bawah kulit rusak, tetapi kulit diatasnya utuh.
Dapat berupa
luka memar, luka jepitan, luka tumbukan benda tumpul, luka remuk, terkilir dan
tarikan.
·
Penanganan
Luka Tertutup : RICE
-
R (Rest) : Istirahatkan bagian yang terluka untuk mengurangi rasa sakit dan
mencegah luka lebih parah.
-
I (Ice) : Lakukan pengompresan
dengan es atau air dingin ( tidak lebih dari 15 menit ) untuk menghambat
pembengkakan.
-
C
(Compression) : Pasang pembalut elastis dengan tujuan mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit.
-
E
(Elevation) : Posisikan daerah yang terluka lebih tinggi
dari posisi jantung untuk mengurangi rasa sakit.
2.
Luka terbuka
: terjadi kerusakan pada jaringan
kulit, sehingga terjadi perdarahan.
·
Dapat berupa luka lecet, yang rusak hanya
lapisan luar/epidermis saja (akibat goresan, gesekan, garukan)
·
Laserasi : akibat terkena tekanan oleh benda
tajam (pisau, pecahan botol)
·
Luka tembus/penetrasi : tertusuk benda runcing
dan tajam, sehingga bisa terjadi luka masuk dan luka keluar.
![]() |
Pertemuan 9
Tujuan Pembelajaran :
1.
Menjelaskan urutan cara menangani luka terbuka
2.
Memperagakan cara menangani luka terbuka
3.
Memperagakan cara menangani kasus khusus
Ø
Penanganan
Luka Terbuka :
a.
DR. ABC
b.
Bersihkan luka dengan kain bersih, air atau bahan lain
yang bersih.
c.
Stop perdarahan, cegah kontaminasi,
d.
Tutup
dan balut luka, periksa nadi di sebelah ujung dari luka sebelum dan setelah membalut
luka.
Ø
Penanganan Kasus Khusus :
a.
Amputasi/Putus :
-
DR. ABC
-
Atasi shock, perdarahan, panggil bantuan
secepatnya
-
Amankan bagian yang teramputasi/putus dengan
cara :
![]() |
·
Bungkus bagian yang putus dengan kasa steril /
bersih kering
·
Jangan dibasahi dengan air/cairan apapun
-
Masukkan ke dalam kantung plastic (jangan
direndam)
![]() |
-
Masukkan kantung plastic kedalam
tempat yang sudah diisi air dan es (jangan es kering)
Masukkan kantung plastic kedalam
tempat yang sudah diisi air dan es (jangan es kering)
-
Catat nama dan waktunya
b.
Luka tusuk tertanam
-
Jangan dilepaskan kecuali mengganggu pernapasan
atau tertanam di pipi.
-
Amankan benda tersebut supaya jangan bergerak.
-
Buka pakaian sekitarnya, atasi perdarahan dengan
penekanan pada daerah sekeliling benda.
-
Gunakan perban tebal untuk menstabilkan benda
agar tidak bergerak disekelilingnya dengan pembalut
donat.
Pertemuan 10
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 10, siswa dapat :
1.
Menjelaskankan pengertian luka perdarahan
2.
Menjelaskan ciri luka perdarahan
3.
Menjelaskan tingkat/derajat luka perdarahan
4.
Menjelaskan
jenis luka perdarahan serta contohnya
5.
Memperagakan cara menangani luka
perdarahan
B. Jenis Luka
1.
Luka
Perdarahan
Jumlah darah pada manusia tergantung pada berat badannya :
Jumlah darah pada manusia tergantung pada berat badannya :
·
Dewasa (70 kg) :
6 liter
·
Anak-anak (30 kg) : 2,5 liter
·
Bayi (6 kg) : 750 mili liter
a.
Bleeding/Perdarahan :
yaitu kehilangan darah akibat robeknya pembuluh darah.
b.
Cirinya:
ada darah yang keluar dari kulit atau organ tubuh yang terluka akibat goresan, irisan,
tusukan, benturan atau sebab lainya.
Tingkat / Derajat kehilangan darah dan
gejalanya :
No
|
Tingkat/
Derajat
|
Prosentase
Kehilangan darah
|
Gejala
|
1
|
Ringan
|
<
15 %
|
Ø Tidak nampak gejala lain selain
perdarahan
Ø Semua fungsi tubuh masih normal
|
2
|
Sedang
|
15
– 30 %
|
Ø
Kulit menjadi pucat, dingin dan kering
Ø
Denyut nadi bertambah cepat tetapi melemah
kekuatannya
Ø
Pengisian pembuluh kapiler (kuku jari) lebih
dari 2 detik
|
3
|
Berat
|
30
– 40 %
|
Ø
Pasien lebih gelisah dan cemas
Ø
Permukaan kulit berkeringat dingin
Ø
Denyut nadi cepat tetapi melemah kekuatannya
Ø
Tekanan darah menurun
|
4
|
Sangat Berat
|
>
40 %
|
Ø
Kesadaran pasien menurun, meracau sampai tidak
sadar
Ø
Tekanan darah terus menurun
Ø
Nadi melambat hamper tak teraba
Ø
Kematian
|
c.
Jenisnya :
1.
Perdarahan di
dalam : darah tidak keluar dari tubuh, yang mengalami pendarahan organ
tubuh bagian dalam (perut, dada, panggul, kepala, dll).
a.
Disebabkan oleh
benturan, pecahnya pembuluh darah, atau akibat patah tulang. Karena tidak
tampak dari luar, dapat menyebabkan kehilangan darah yang cepat yang mengakibatkan
kematian dalam beberapa menit.
b.
Gejala :
-
Perubahan warna kulit, pembengkakan, nyeri, dan
jaringan mengeras
-
Meningkatnya ritme napas dan nadi
-
Tanda-tanda shock : lemah, pucat, berkeringat
dingin, pingsan
-
Mual atau muntah darah, buang air besar/kecil berdarah
-
Perubahan kesadaran, gelisah, cemas, delirium
-
Nyeri, kembung dan perut yang kaku
c.
Penanganan Perdarahan Dalam
-
Tindakan DR. ABC, beri Oksigen bila ada
-
Kontrol perdarahan luar
-
Selimuti korban agar tetap hangat
-
Lakukan penangan shock
-
Bila korban sadar, baringkan dan tekuk kedua
lutut
2.
Perdarahan luar
: darah keluar dari tubuh,
Perdarahan luar terdiri dari 3 macam, yaitu :
Perdarahan luar terdiri dari 3 macam, yaitu :
Ø
Perdarahan di pembuluh nadi/arteri (darahnya muncrat, berwarna merah segar) dan sulit
dikontrol.
Ø
Perdarahan di pembuluh balik/vena (darah mengalir, berwarna merah
gelap) dan lebih mudah dikontrol.
Ø
Perdarahan kapiler (darahnya menetes, berwarna
merah gelap) dapat berhenti spontan dan mudah dikontrol.
Cara
Penanganan Perdarahan Luar :
1.
Tekan beberapa titik nadi tertentu
untuk mengurangi kecepatan aliran darah (misalnya: luka di kepala ditekan
dibawah telinga, luka di tangan ditekan di pangkal lengan), atau dengan menekan
langsung pada luka, baik dengan atau tanpa pembalut
Tekan beberapa titik nadi tertentu
untuk mengurangi kecepatan aliran darah (misalnya: luka di kepala ditekan
dibawah telinga, luka di tangan ditekan di pangkal lengan), atau dengan menekan
langsung pada luka, baik dengan atau tanpa pembalut
2.
Naikkan kaki/tangan yang berdarah
lebih tinggi (elevation), kecuali
diduga ada patah tulang,
Naikkan kaki/tangan yang berdarah
lebih tinggi (elevation), kecuali
diduga ada patah tulang,
3.
Lakukan
pembalutan atau balut tekan pada luka dengan menyesuaikan anatomi tubuh, yakni
bentuk bulat(kepala), bentuk silindris, atau bentuk persendian.
![]() |
4.
Jika perdarahan sudah menembus pembalut pertama, tempelkan lagi di
atasnya pembalut berikutnya.
atasnya pembalut berikutnya.
( Torniket
hanya digunakan pada kasus amputasi/terpotong )
d.
Alasan
menolong : kehilangan darah bisa
menimbulkan syok dan meninggal dunia.
e.
Prinsip
pertolongannya : bersepatu ; bersihkan
luka (setidaknya dengan air bersih), stop/hentikan
perdarahan, serta tutup lukanya.
v
Penting :
Pastikan luka
dibersihkan, kain penutup/pembalut harus bersih, pastikan darah tidak keluar,
pastikan luka tertutup, dan yang penting pastikan nadi tetap berdenyut.
Pertemuan 11
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 11, siswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian shock
2.
Menjelaskan penyebab shock
3.
Menjelaskan tahapan shock dan gejalanya
4.
Menjelaskan ciri luka bakar
5.
Menjelaskan penyebab luka bakar
6.
Menjelaskan derajat/prosentase luka bakar
v Shock
Suatu kondisi yang diakibatkan kurangnya aliran darah
ke organ-organ tubuh, sehingga sel-sel tubuh kekurangan oksigen dan nutrisi dan
menyebabkan kematian sel, fungsi organ tubuh gagal dan berakhir dengan
kematian.
·
Penyebab
Shock :
-
Gangguan jantung
-
Perdarahan yang banyak
-
Banyak pengeluaran cairan tubuh (diare,
dehidrasi)
-
Pelebaran yang abnormal dari pembuluh darah
(cedera kepala/tulang belakang)
-
Neurogenik Shock (stress)
Shock
-Tahapan dan Gejala
No
|
Tahapan
|
Keterangan
|
Gejala
|
1
|
Shock Terkompensasi (Shock
Ringan)
|
Tubuh berusaha untuk menjaga fungsinya tetap normal
|
-
Kulit
pucat
-
Denyut
jantung sedikit meningkat
-
Tekanan
darah masih normal
-
Gelisah/cemas
|
2
|
Shock Tak Terkompensasi
(Shock Sedang) |
Tubuh tidak mampu lagi untuk mengkompensasi kekurangan darah sehingga
darah diutamakanan untuk organ-organ vital
|
-
Rasa
haus
-
Denyut
jantung meningkat cepat
-
Tekanan
darah turun
-
Kulit
dingin berkeringat, berwarna pucat
|
3
|
Irre versible (Shock Berat)
|
Darah yang mengalir sangat
sedikit, sel-sel mulai mati
|
- Tekanan darah sangat rendah hampir
tak terukur
- Denyut
jantung melambat
- Kulit
dan bibir mulai kebiru-biruan
- Kesadaran
makin menurun kearah
koma - Pernapasan melambat |
2.
Luka Bakar
Ø
Cirinya :
Kulit
terluka atau terbuka akibat terkena nyala api, bahan kimia, aliran listrik atau
sebab lainnya
Ø
Penyebab :
Ø Panas berlebihan (api, air, minyak, aspal,
dan benda panas)
Ø
Gesekan (tali)
Ø Kimia (larutan asam/basa kuat)
Ø
Listrik (tegangan tinggi, perumahan)
Ø Radiasi (sinar matahari, panas lampu,
nuklir)
Ø Jenisnya :
Luka bakar bisa dilihat dari luasnya
bagian tubuh yang terbakar (dalam hitungan persen) atau dilihat dari kedalaman
bagian tubuh yang terbakar (dalam hitungan derajat).
Derajat Luka Bakar / Berdasarkan kedalaman
![]() |
Derajat
|
Gejala
|
1. Luka bakar
ringan
|
- Lapisan
terluar kulit (epidermis) yang terbakar
- Tidak
berbahaya
- Kulit
berwarna merah dapat bengkak
- Terasa
sakit
- Sembuh
dengan cepat (2-5 hari) tanpa bekas, mengelupas dan dapat terjadi perubahan
kulit yang bersifat sementara.
|
2. Luka bakar
sedang
|
- Lapisan
kulit yang terbakar agak dalam (menengah)
- Kulit
tampak basah, bengkak berwarna putih sampai kemerahan
- Timbul
gelembung (blister)
- Terasa
sangat nyeri
- Penyembuhan
membutuhkan waktu 5-21 hari
- Mudah
terinfeksi
|
3. Luka bakar
berat
|
- Seluruh
lapisan kulit terbakar (dalam)
- Kulit
kering, bersisik/berlilin dan berwarna pucat, seperti berlilin
- Tidak
terasa sakit, karena serabut saraf rusak
- Harus
memerlukan bantuan medis
- Daerah
yang kecil memerlukan waktu penyembuhan berbulan-bulan, untuk luka yang lebar
perlu transplantasi kulit.
|

Prosentase Luka Bakar / Berdasarkan luas

Usia
|
Prosentase
|
Keterangan
|
Dewasa
|
4 ½ %
|
-
Daerah lengan kanan atas dan bawah
-
Daerah
lengan kiri atas dan bawah
|
9 %
|
- Seluruh
daerah kepala
- Daerah
dada
- Daerah
perut
- Daerah
punggung atas (tulang belikat sampai leher)
- Daerah
pinggul – pinggang (belakang)
- Daerah
tungkai kanan
- Daerah
tungkai kiri
|
|
Anak-anak
|
4 ½ %
|
-
Daerah lengan kanan atas dan bawah
-
Daerah lengan kiri atas dan bawah
|
7 %
|
-
Daerah
tungkai (paha dan betis) kanan
-
Daerah tungkai kiri
|
|
18 %
|
- Seluruh
daerah kepala
- Daerah
dada dan perut (depan)
- Daerah
punggung dan pingang(belakang)
|
|
Bayi
|
1 %
|
- Daerah
alat kelamin
|
9 %
|
-
Daerah lengan kanan atas dan bawah
-
Daerah lengan kiri atas dan bawah
|
|
14 %
|
-
Daerah
tungkai (paha dan betis)
kanan
-
Daerah
tungkai kiri
|
|
18 %
|
- Seluruh
daerah kepala
- Daerah
dada dan perut (depan)
- Daerah
punggung dan pingang(belakang)
|
Pertemuan 12
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 12, siswa dapat :
1.
Menjelaskan
alasan menolong penderita luka bakar
2.
Menjelaskan prinsip pertolongan luka bakar
3.
Memperagakan penanganan luka bakar umum
4.
Memperagakan penanganan luka bakar kimia, aspal panas
·
Alasan
menolong : Menimbulkan infeksi dan bisa menimbulkan kematian.
v
Komplikasi :
ü
Kematian jaringan kulit bagian atas sampai dalam
ü
Derah kulit mudah terinfeksi
ü
Rasa sakit yang hebat
ü
Daerah yang terluka kemerahan, bengkak dan
bergelembung atau hitam/hangus
ü
Shock
·
Prinsip
pertolongannya :
Ø Hentikan proses pendalaman/penyebaran
panas dengan mengaliri air dingin yang bersih pada luka.
Ø Lalu tutup luka untuk menghindari masuknya
kuman, namun lebih baik sebelum ditutup dengan kain bersih, lebih dahulu
dilapisi dengan lapisan yang dingin, steril dan tidak lengket ( misalnya daun
pisang yang masih menggulung ) agar tidak lengket.
·
Cara
Penanganannya :
1.
Cara
Penanganan Umum
ü Setelah dilakukan penghentian penyebaran
panas,
ü Segera tutup luka dengan lapisan terlebih
dahulu,
ü Lalu tutup luka dengan kain bersih dengan
memperhatikan besar kecilnya luka, posisi dan menyesuaikan bentuk anatomi
tubuh.
2.
Cara
Penanganan Luka Bakar Kimia, Aspal panas
ü
DR.ABC
ü Lepaskan baju yang terkena, jangan
berusaha melepaskan zat yang menempel pada kulit.
ü Siram dengan air mengalir selama 10-20
menit.
ü Tutup luka dengan kasa steril (darurat
pakai potongan kain yang bersih, sebelumnya dilapisi daun pisang muda).
ü
Cari pertolongan medis
v Penting :
Jangan memberi sesuatu pada luka bakar, karena akan menyulitkan penanganan lanjutan.
Ø
Jangan pakai minyak, krim atau kasa berminyak
Ø
Jangan pecahkan gelembung
Ø
Jangan beri minum alcohol
Ø
Jangan sampai memberi pendingin berlebihan
Ø Jangan gunakan handuk, kapas, selimut,
atau plaster langsung pada luka bakar.
v
Ingat :
Ingat :
Untuk luka bakar yang penting tertutup, bukan keeratan balutan.
Pertemuan 13
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 13, siswa dapat :
1.
Menjelaskan ciri umum patah tulang
2.
Menjelaskan jenis patah tulang
3.
Menjelaskan prinsip pertolongan patah tulang
4.
Memperagakan penanganan luka patah tulang
3.
Luka Patah
Tulang
a.
Ciri Umum Patah Tulang :
-
Terdapat
luka atau setidaknya lebam, sakit ketika dipegang,
-
Terdapat
perubahan bentuk,
-
Mengalami
perubahan fungsi (sakit bila digerakkan),
-
Bila
digerakkan terdengar suara gemeretak.
b.
Jenisnya :
No
|
Jenis
|
Gejala/Tanda
|
1
|
Dislokasi/terkilir/kesleo
|
- Sakit dan
bengkak kemerahan/kebiruan
- Sulit
digerakkan
- Kelainan
bentuk sendi (tidak normal)
- Tulang
sekitar masih utuh
|
2
|
Patah tulang tertutup
|
- Kulit
tidak terbuka,
- Terdapat
perubahan bentuk (terputar, bertambah pendek)
- Lebam,bengkak
- Perdarahan
di bawah kulit sekitar jaringan
- Bunyi
patahan tulang dapat terdengar
- Nyeri
jika ditekan perlahan
- Sulit/tidak dapat digerakkan, tidak ada kekuatan
|
3
|
Patah tulang terbuka
|
-
Patahan tulang menembus kulit, menyebabkan kulit robek /terluka
-
Perdarahan
hebat dan bahaya infeksi
|

c. Prinsip
Pertolongannya:
Ø Istirahatkan 2 sendi yang mengapit posisi
patahan,
Ø Jangan menarik, memijit atau beruasaha
mengembalikan posisi tulang,
Ø
Beri dua papan (spalk) yang lurus dan ringan, panjangnya mencapai kedua
sendi, tidak melukai, papan bisa dari kayu, kardus, buku, bamboo, kulit kayu,
atau batang pisang.
Beri dua papan (spalk) yang lurus dan ringan, panjangnya mencapai kedua
sendi, tidak melukai, papan bisa dari kayu, kardus, buku, bamboo, kulit kayu,
atau batang pisang.
d. Cara
Penanganannya:
ü Lakukan pembidaian, pastikan dan stabilkan
posisi yang patah,
ü
Ekspos daerah cedera, tangani perdarahan pada
patah tulang terbuka
ü
Cek nadi di ujung bawah, cari papan
penahan untuk menopang sendi di atas dan bawah daerah cedera
Cek nadi di ujung bawah, cari papan
penahan untuk menopang sendi di atas dan bawah daerah cedera
ü
Apit bagian tubuh yang patah dengan kedua papan,
lalu ikat
ü Pastikan ikatan erat namun tidak
menghentikan denyut nadi
ü Stiap 15 menit cek pembalut agar tidak
terlalu kuar atau terlalu longgar
ü kalau diperlukan bisa diberi penyangga atau digendong.
v
Penting:
Ø
Bagian tubuh korban bisa menjadi spalk, dengan
cara mengikatkan dua sendi yang mengapit tempat patahan pada tubuhnya.
Ø
Apabila di sekitar patahan ada luka atau bahkan
patah tulang terbuka, hentikan pendarahan (tangani dulu lukanya), baru lakukan pembidaian.
TEMA V
PEMBIDAIAN
Pertemuan 14
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 14, siswa dapat :
1.
Menjelaskan fungsi Mitela, Flatenga dan Funda.
2.
Memperagakan cara melipat Mitela.
3.
Memperagakan pembalutan luka perdarahan pada 3 (tiga)
bentuk anatomi tubuh.
4.
Memperagakan
pembalutan luka bakar pada 3 bentuk anatomi tubuh.
A.
Mengenal Pembalut dan Fungsinya
1. Jenis Pembalut
a.
Mitela
b.
Funda
c.
Flatenga
2. Fungsinya
a.
Pengikat : pada
umumnya untuk luka perdarahan
b.
Penutup :
lebih sering pada pada luka bakar
c.
Penarik :
untuk penanganan luka patah tulang selangka
d.
Penahan : untuk penanganan patah tulang pada lengan setelah dilakukan
pembidaian.
Praktek Pembalutan
Pelaksanaan kegiatan praktek dapat dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.
Pelaksanaan kegiatan praktek dapat dilakukan secara berpasangan atau berkelompok.
1.
Cara melipat
Mitela
2.
Pembalutan
pada luka pendarahan di 3 bentuk anatomi tubuh
a.
Silindris : luka
pada lengan atas, lengan bawah, paha, dan betis
b.
Bulat : luka
pada dahi, pelipis, dan kepala bagian belakang
c.
Persendian : luka
pada pundak, siku tangan, lutut, dan tungkai
3.
Pembalutan
pada luka bakar dengan memperhatikan 3 bentuk anatomi tubuh
Pertemuan 15
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan
pelatihan pada pertemuan 15, siswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian Pembidaian
2.
Memperagakan pembidaian pada patah tulang
3.
Penanganan khusus pada patah tulang leher dan tulang
belakang
B.
Praktek Pembidaian
Pembidaian adalah bagian dari pembalutan untuk menangani luka patah tulang, dengan menambahkan alat bantu bidai (spalk), atau dengan mengikatkan pada tubuh korban.
Pembidaian adalah bagian dari pembalutan untuk menangani luka patah tulang, dengan menambahkan alat bantu bidai (spalk), atau dengan mengikatkan pada tubuh korban.
1.
Penanganan patah tulang selangka, dan pergelangan kaki
terkilir (pembalutan dengan fungi penarik)
2.
Pembidaian pada patah tulang lengan, dan patah tulang
jari dilanjutkan pembalutan (fungsi
penahan)
3.
Pembidaian pada tulang paha, dan betis
4.
Penanganan kusus pada patah tulang leher dan patah
tulang belakang
BAB VI
STABILISASI EVAKUASI & TRANSPORTASI
Pertemuan 16
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 16, siswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian Stabilisasi
2.
Menjelaskan indikasi penderita telah stabil
3.
Menjelaskan pengertian Evakuasi
4.
Menjelaskan
prinsip mengangkat korban yang benar
5.
Memperagakan
cara mengangkat, membawa dan menurunkan korban
A.
STABILISASI
Stabilsasi
yaitu tindakan yang
dilakukan untuk membuat Penderita menjadi Stabil,
dengan indikasi :
Ø
Nadi dan napas teratur
Ø
Perdarahan dihentikan
Ø
Patah tulang diimobilisasi (diistirahatkan
antara dua sendi)
Ø
Kesadaran sudah pulih kembali
B.
EVAKUASI
Evakuasi adalah proses mengangkat dan
memindahkan penderita ke tempat yang lebih aman, dengan tujuan untuk mendapatkan pertolongan lanjutan atau untuk
menghindarkan korban dari bahaya yang mengancam. Evakuasi bisa dilakukan
sendirian atau berkelompok, dengan atau tanpa alat bantu.
Memindahkan
penderita hendaknya dilakukan ketika kondisi penderita telah stabil (ingat
selalu DR.ABC), namun disituasi tertentu, memindah terlebih dahulu baru
melakukan penanganan justru disarankan apabila membahayakan penolong maupun
korban, misalnya saat terjadi kebakaran, banjir, konflik, sengatan listrik dll.
Prinsip mengangkat yang benar :
ü
Rencanakan : pahami benar apa yang akan
dilakukan, serta kesulitan yang mungkin terjadi saat pemindahan dan
pengangkatan berlangsung.
ü
Bila tak yakin, jangan coba-coba untuk
mengangkat/memindahkan korban
ü
Jangan membuat cedera lebih lanjut pada
penderita, hindari cedera pada penolong
ü
Gunakan otot besar (otot tungkai, paha dan
panggul) bukan dengan punggung atau pinggang
ü Pertahankan posisi badan dan kedudukan
kaki agar stabil, punggung tetap lurus saat mengangkat
ü Dekatkan korban sedekat mungkin dengan
tubuh penolong untuk keseimbangan
Pertemuan 17
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 17, siswa dapat :
1.
Menjelaskan pengertian Transportasi
2.
Menyebutkan peralatan transportasi
3.
Memperagakan teknik transportasi
C.
TRANSPORTASI
Transportasi adalah pemindahan
korban/penderita dari tempat kejadian ke tempat yang lebih aman atau langsung
ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lanjutan.
D.
PERAGAAN
1.
Praktek
mengangkat, mengangkut, dan meletakkan korban tanpa alat; sendiri dan beregu
2.
Praktek
mengangkat korban ke atas tandu dan teknik log roll
3.
Praktek
mengangkat tandu, berjalan dan menurunkan tandu
v
Penting,
Pastikan
penderita ditangani atau dipindahkan terlebih dahulu, gunakan alat bantu untuk
mempermudah/meringankan pekerjaan, serta harus memperhatikan luka yang
diderita.
v
Ingat !
Penderita patah
tulang leher dan tulang belakang, harus diangkut dengan papan yang keras, rata
dan lurus, serta membatasi gerak penderita.
BAB VII
GLADIAN
PPGD
Pertemuan 18
Tujuan Pembelajaran :
Dalam proses pembelajaran dan pelatihan pada pertemuan 18, siswa dapat :
1.
Menjelaskan langkah-langkah kegiatan gladian
2.
Memperagakan gladian dalam beberapa kelompok untuk
berlomba menguji kecepatan, ketepatan dan kekompakan kelompok dalam menangani
korban
Gladian ini perlu dilakukan secara
rutin dan kontinyu dengan cara mengulang mempraktekkan cara menangani korban,
agar kemampuan selalu terasah, serta menambah kecepatan bereaksi.
Langkah-langkah kegiatan Gladian :
1.
Menentukan
lokasi dan mengatur denah tempat gladian
2.
Membentuk
beberapa kelompok dan tugas anggota kelompok
3.
Membuat
aturan gladian, contoh kasus, uji kecepatan dan ketepatan dalam menangani kasus
4.
Evaluasi
silang antar peserta untuk perbaikan
5.
Memotivasi
peserta gladian agar melakukan gladian secara cepat dan benar.
v
Penting:
Gladian bisa
dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan, misalnya di kelas, di lingkungan
sekolah, di kampung atau di alam bebas juga bisa dilaksanakan disegala situasi
dan kondisi.
*) Persiapan Gladian
*) Mengidentifikasi dan persiapan menangani
korban
*) Menangani luka bakar, patah tulang dan
perdarahan
*) Evakuasi dan transportasi dengan
peralatan darurat
*) Lokasi titik kumpul untuk evaluasi hasil gladian



















Komentar
Posting Komentar