PROFIL JANGKAR KELUD



Profil

Gunung kelud seperti halnya gunung api lainnya memiliki kesamaan, yakni dibalik banyaknya manfaat yang dirasakan warga sekitar, namun disisi lain ada ancaman dari aktifitas yang selalu menghantui kehidupan masayrakat yang tinggal diseputaran  gunung kelud, erupsi kelud tahun 2007 membawa perubahan kelud dari kawah menjadi kubah,  disisi lain dibutuhkan perubahan antisipasi dari masyarakat untuk mengurangi risikonya.
Dengan dasar pemikiran ini akhirnya pada tanggal 09 bulan agustus 2008 terbentuklah sebuah wadah/komunitas Perkumpulan dari wakil-wakil masyarakat, guru, radio komunitas dan pemerintah dari 3 kabupaten (Blitar, Kediri dan Malang) yang bertujuan untuk melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana.
Jangkar kelud dimaknai sebagai “jangkane kawula redi kelud”, jangkane yang bermakna keinginan / harapan, kawula adalah masyarakat, redi kelud adalah gunung kelud. Secara umum Jangkar Kelud berarti keinginan masayarakat  gunung Kelud, yang senantiasa berkeinginan untuk rinengkuh kelud hangreksa rahayu, didalam naungan gunung kelud senantiasa menjaga keselamatan.
Jangkar Kelud percaya bahwa untuk melakukan pengurangan risiko bencana yang baik menjadi tanggung jawab semua pihak dan dilakukan sepanjang waktu baik sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana dan setelah terjadi bencana, dan dalam kegiatan pengurangan risiko bencana sebaiknya dilakukan dengan berbasis masyarakat, dikarenakan masyarakat sebagai penerima dampak langsung, selemah-lemahnya masyarakat masih mempunyai kemampuan untuk melakukan kegiatan pengurangan risiko bencana, masyarakat lebih paham wilayahnya, namun demikian tidak menutup peran pihak lain baik pemerintah, dunia usaha, maupun lembaga lain yang berkomitmen dalam hal pengurangan risiko bencana.

Kegiatan
*        Lokalatih pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat
Kegiatan lokalatih yang diadakan ditiap-tiap desa yang bertujuan untuk memahami bencana, mengenali ancaman, karakter ancaman, menganalisis risiko, kapasitas dan kerentanan, membuat protap/SOP penanggulangan bencana tiap-tiap desa, membuat Rencana Aksi, membuat peta wilayah, dan menyepakati system peringatan dini.

*        Lokalatih penanggulangan penderita gawat daurat
PPGD atau penanggulangan penderita gawat darurat adalah penguatan kapasitas masyarakat dalam penangganan darurat pada penderita/korban sebelum mendapatkan penanganan medis. Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat mempunyai kemampuan untuk memberikan pertolongan pertama dengan benar sebelum ditangani oleh medis.
*        Pemetaan kawasan risiko bencana
Masing-masing desa melakukan pemetaan wilayahnya untuk mengetahui letak, batas wilayah, daerah rawan, jarak dari ancaman, kapasitas dan kerentanan  dari 6 aspek kehidupan (manusia, social, politik, infrastruktur, ekonomi, lingkungan ) dan juga jalur-jalur evakuasi, dengan harapan menjadi sumber informasi bagi masyarakat dan juga pihak-pihak lain.

*        Penguatan kelembagaan (tim siaga bencana desa)
Dalam kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat, kelembagaan mempunyai peranan penting, tim siaga bencana desa sebuah tim dari masyarakat yang telah mempunyai ketrampilan dan pengetahuan tentang PBBM dan PPGD merupakan pucuk koordinasi dan penanganan bencana di tingkat desa.

*        Pokja jangkar kelud
Pokja merupakan wadah atau tempat berkumpul dan berdiskusi semua elemen (masyarakat, pemerintah, dunia usaha, dan ormas) yang terlibat dalam pengurangan risiko bencana gunung Kelud dimasing-masing kabupaten (Blitar, Malang dan Kediri) menjadi sebuah kebutuhan untuk menyusun rencana kerja dan perbaikan-perbaikan kegiatan yang telah dilakukan demi tercapainya penanganan bencana gunung Kelud yang lebih baik dimasa mendatang

*        Simulasi dan gladi lapang
Dari tim siaga bencana desa yang telah mempunyai ketrampilan dan pengetahuan dalam kegiatan PRB, bersama dengan semua elemen di masyarakat melakukan latihan bersama untuk menguji protap yang telah disusun dan juga mengasah kemampuan dan kesiap-siagaan tim siaga bencana desa.  Dengan melakukan kegiatan gladi lapang secara berkala diharapkan adanya kepekaan dari semua elemen masyarakat dalam keadaan darurat.

*        Lokalatih pengurangan risiko bencana berbasis sekolah
Banyaknya sekolah-sekolah yang berada dikawasan rawan bencana menjadikan permasalahan tersendiri dari pihak sekolah dalam penanganan bencana yang terjadi disekolah oleh karena itu diperlukan kegiatan pengurangan risiko bencana berbasis sekolah. Kegiatan yang dilakukan adalah Peningkatan kapasitas para guru tentang PRB dan PPGD, menyusun protap sekolah, menyusun EWS disekolah dan juga pengintegrasian materi-materi PRB dalam mata pelajaran.

*        System peringatan dini
Informasi yang cepat dan dari sumber yang  tepat sangat membantu dalam kesiapsiagaan masyarakat yang berada di daerah rawan bencana. Untuk kesiapsiagaan, jangkar kelud mempunyai kesepakatan jalur komunikasi dengan mengunakan HT dan radio komunitas, ada 165 HT yang tersebar di 76 desa dan 9 radio komunitas yang tergabung dalam Jaringan Radio Komunitas Jangkar Kelud.

*        Pengembangan Kegiatan
Dalam perjalanannya Jangkar Kelud mengalami perkembangan yang signifikan dengan kondisi terkini, semula hanya sebagai obyek kegiatan pihak-pihak lain, kini juga sebagai subyek kegiatan-kegiatan PRB diberbagai wilayah/daerah. Jangkar Kelud  banyak dipercaya oleh pihak-pihak terkait (Pemerintah, Dunia Usaha, Lembaga-lembaga lain) untuk bermitra dalam kegiatan-kegiatan kebencanaan sebagai Fasilitator maupun sebagai nara sumber.


Sekertariat :
Jl. PLTA Mendalan Km.5 Desa Pondokagung Kecamatan Kasembon Malang Jawa Timur.
e-mail: csudharmanto@gmail.com,
newjangkarkelud.blogspot.com
cp. Mbah Dharmo (Sudharmanto)
081 336 660 233, 085784871121.


saka kawah dadi kubah,
rasa iki datan owah
memetri kelud minangka hanungrah

niat becik kudu dilakoni kanti coro sing apik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyingkap Jejak Ketangguhan Bencana Masyarakat Lereng Gunung Kelud

Pelajaran berharga dari "Jangkar Kelud" 1 Mar 2014