Jangkar Kelud Siap Hadapi Bencana 30 Juni 2011

Program Kesiapsiagaan dan Sistem Peringatan Dini Untuk Masyarakat Di Wilayah Gunung Kelud, Jawa Timur.
Surabaya, 30 Juni 2011 – PT HM Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) mendukung program berbasis masyarakat di Gunung Kelud, Jawa Timur, yang bertujuan untuk memperkuat sistem peringatan dini di daerah dimana aktivitas gunung berapi tersebut sangat tinggi. Program hasil kerjasama Perkumpulan Kappala dan Skala ini memfokuskan kegiatan kepada pendirian dan perbaikan infrastruktur radio komunitas, penyusunan modul program penanggulangan gawat darurat, serta pelatihan bencana berbasis masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana alam. 
Sekitar satu juta jiwa berpotensi terpapar resiko jika Gunung Kelud meletus. Gunung berapi ini letaknya berada di Kabupaten Malang, Blitar dan Kediri. Aktivitas Gunung Kelud terakhir meningkat pada tahun 2007, dimana terjadi erupsi intrusif sehingga muncul kubah lava di tengah danau selebar 100m. Hal ini mengakibatkan ancaman Gunung Kelud berubah, dari sebelumnya limpahan air kepundan menjadi jatuhan batu. 
“Sistem peringatan dini dapat membantu mengurangi resiko cidera dan hilangnya nyawa ketika terjadi bencana. Kontribusi kami juga termasuk mendidik masyarakat tentang bagaimana cara mengatasi bencana. Kami bangga dapat berkontribusi dalam program ini,” ujar Tri Sukma Djandam, Head of Central Government Affairs, PT HM Sampoerna Tbk.  
Dalam sistem peringatan dini ini terdapat 13 radio komunitas yang akan digunakan untuk menyebarkan informasi serta melengkapi radio panggil yang berfungsi untuk memantau secara berkala kondisi Gunung Kelud dan juga untuk mendukung kegiatan perekonomian. 
“Sistem peringatan dini melalui radio komunitas ini bukanlah sekedar teknologi, tetapi juga sebagai mata rantai komunikasi sehingga dapat mengurangi resiko bencana. Pengurangan resiko bencana merupakan investasi sehingga masyarakat tidak mengalami kerugian materiil maupun immateriil yang besar saat terjadi bencana,” tambah Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, Ketua Perkumpulan Kappala, salah satu penerima Sasakawa Award di Switzerland pada tahun 2009. 
Program ini dilaksanakan oleh Jangkar Kelud, sebuah komunitas masyarakat yang terdiri dari total 190 tim kesiapsiagaan bencana di 34 desa di kabupaten Malang, Blitar dan Kediri.  
Selain itu, kegiatan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana dilakukan secara terintegrasi, melibatkan pemerintah daerah, guru dan masyarakat. Model kolaborasi inilah yang ingin dikedepankan, bahwa kerjasama antar lembaga mampu membangun jejaring untuk melakukan pengurangan resiko bencana. 
Ir. Sugeng Triutomo, DESS, Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, sangat penting bagi seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur untuk melakukan siaga bencana melalui sistem peringatan dini, mengingat beberapa daerah secara geografis memiliki potensi bencana.  
“Kami mengapresiasi sistem dan model kolaborasi yang telah diterapkan oleh komunitas Jangkar Kelud. Tentunya program ini perlu diperkenalkan ke berbagai pihak dan diharapkan model-model pengembangan yang saat ini dilakukan, dapat dibuat lebih terintegrasi dan diadopsi oleh berbagai pihak di wilayah lain sehingga Jawa Timur dapat menjadi wilayah yang tangguh bencana,” ujar Ir. Sugeng Triutomo, DESS menambahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyingkap Jejak Ketangguhan Bencana Masyarakat Lereng Gunung Kelud

Pelajaran berharga dari "Jangkar Kelud" 1 Mar 2014

PROFIL JANGKAR KELUD